Tonsilitis
atau yang lebih dikenal dengan istilah penyakit amandel, merupakan
peradangan akibat adanya infeksi radang pada tonsil (amandel) yang
umumnya disebabkan oleh mikro-organisme (bakteri dan virus) serta dapat
menimpa orang dewasa maupun anak-anak, namun paling sering terjadi pada
anak berusia 3 sampai 7 tahun.
Amandel
itu sendiri merupakan dua massa jaringan limfatik (sistem kekebalan
tubuh) yang terletak di bagian belakang tenggorokan dan berfungsi untuk
menghasilkan antibodi (sistem pertahanan tubuh) agar dapat melawan
serangan infeksi. Selain bertindak sebagai filter untuk menjebak kuman
yang akan masuk ke saluran napas, amandel juga menghasilkan antibodi
yang membantu tubuh melawan infeksi pernapasan. Biasanya, diperlukan
waktu beberapa hari hingga beberapa minggu untuk pulih kembali dari
kondisi ini.
Penyebab
Ada dua penyebab umum dari tonsilitis:
1. Infeksi Virus
Pada
anak, sebesar 70% disebabkan oleh infeksi virus sedangkan pada orang
dewasa presentasenya lebih besar yakni 90%. Infeksi ini umumnya berupa
virus pernafasan, terutama virus flu. Meski infeksi ini terkadang lebih
ringan dari infeksi bakteri, namun seringkali sulit untuk membedakan
antara infeksi virus dan infeksi bakteri.
2. Infeksi bakteri Grup A, streptococcus
Streptococcus
merupakan bakteri paling umum yang menyebabkan radang tenggorokan.
Dalam keadaan tertentu, bakteri ini juga mampu menyebabkan penyakit yang
lebih serius, seperti demam rematik.
Gejala dan Komplikasi
Gejala
utama dari tonsilitis adalah sakit tenggorokan, tapi karena tenggorokan
dan telinga berbagi pada saraf yang sama, rasa sakit sering dirasakan
di telinga. Biasanya, rasa sakit lebih hebat ketika menelan. Anak-anak
pada umumnya tidak mengeluh sakit tenggorokan tetapi menolak untuk
makan.
Keluhan yang dapat dialami penderita tonsilitis, antara lain:
• Tengorokan terasa kering, atau rasa mengganjal di tenggorokan (leher)
• Nyeri saat menelan (menelan ludah ataupun makanan dan minuman) sehingga menjadi malas makan.
• Nyeri dapat menjalar ke sekitar leher dan telinga.
• Demam, sakit kepala, kadang menggigil, lemas, dan nyeri otot.
•
Dapat disertai batuk, pilek, suara serak, mulut berbau, mual, terkadang
nyeri perut, pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar limfe) di
sekitar leher.
•
Adakalanya penderita tonsilitis (kronis) mendengkur saat tidur
(terutama jika disertai pembesaran kelenjar adenoid (kelenjar yang
berada di dinding bagian belakang antara tenggorokan dan rongga hidung).
•
Pada pemeriksaan, dijumpai pembesaran tonsil (amandel) berwarna merah,
kadang dijumpai bercak putih (eksudat) pada permukaan tonsil. Warna
merah inilah yang menandakan peradangan di sekitar tonsil dan
tenggorokan.
Rentan dialami penderita alergi
Penderita
alergi seringkali mengalami infeksi tenggorokan yang berulang. Hal ini
terjadi bila alergi tidak dikendalikan. Akibatnya, daya tahan tubuh
menurun dan mudah terserang infeksi saluran nafas khususnya tonsilitis
atau amandel. Bila infeksi batuk, pilek atau demam seringkali berulang
setiap bulan atau bahkan sebulan dua kali, maka akibat yang paling
sering terjadi adalah tonsil atau amandel membesar sehingga mengganggu
pernapasan.
Produk yang tepat bagi penderita tonsilitis adalah:
1. K-Liquid Chlorophyll,
aktif sebagai cleansing, anti-bakteri dengan mekanisme kerja
menciptakan lingkungan yang tidak nyaman sehingga bakteri sebagai
pencetus infeksi tidak dapat berkembang biak.
2. Propolis Platinum, sebagai Bio-Flavonoid alami tertinggi, anti bakteri dan anti-virus.
3. K-Omega Kids, untuk peningkatan sistem imun dan percepatan pemulihan seta merangsang nafsu makan.
4. K-C Susu Skim, untuk peningkatan daya tahan tubuh.
Selain
produk-produk diatas, jika anak Anda mengalami tonsilitis, upayakan
agar anak Anda beristirahat dengan baik serta mengonsumsi sayur dan buah
yang cukup. Semoga bermanfaat, moms! (Fina/Marini).